Sunat Super Ring

Sunat Superring Sukoharjo
Sunat Superring Sukoharjo

Alhamdulillaah.

Melayani jasa khitan dengan nyaman, cepat, mengutamankan keselamatan pasien, dengan rasa sakit sangat ringan, dan bisa beraktifitas pasca khitan. Melayani Khitan bayi, anak, perbaikan khitan dewasa, khitan anak autis, Khitan anak Idiot dan lain-lain.

SEJARAH JARUM SUNTIK

SUNAT TANPA JARUM SUNTIK
Sejak ditemukannya jarum suntik sekitar tahun 1850-an, pemberian obat melalui suntikan menjadi bagian utama tindakan medis, untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan baik yang bersifat akut maupun kronik. Dokter maupun petugas kesehatan di seluruh dunia hampir pasti telah menggunakan alat ini.

Meski manfaat jarum suntik cukup banyak, pasien ada kalanya memiliki ketakutan akan jarum suntik yang terbuat dari logam dengan lubang ditengahnya dan tajam diujung tersebut. Bayangan akan rasa nyeri atau phobia ketika jarum menembus kulit, menjadi salah satu keluhan utama. Pada mereka golongan yang demikian, tentunya kepatuhan seseorang untuk menerima pengobatan yang memang harus diberikan melalui media jarum suntik menjadi menurun. Disisi lain, cost yang dikeluarkan untuk pembiayaan jarum suntik sekali pakai juga cukup besar.

Lebih lanjut the American Psychiatric Association mengatakan phobia jarum suntik mempengaruhi sekitar 10% populasi orang di dunia. Besarnya populasi ini menjadikan beberapa perusahaan alat kesehatan berlomba-lomba melakukan inovasi mulai dari memperkecil ukuran jarum suntik untuk menggurangi nyeri, hingga teknologi terkini suntikan tanpa jarum.

Sunat Tanpa Suntik Indonesia Indonesia, sebagai salah satu jaringan klinik sunat terbesar di Indonesia yang saat ini sudah memiliki 38 cabang, mencoba memanfaatkan teknologi mutahir tersebut untuk tujuan anastesi. Andri Suwarno, selaku pendiri Sunat Tanpa Suntik Indonesia, berharap dengan menghilangkan penggunaan jarum suntik, yang dikombinasikan dengan teknologi sirkumsisi modern anak-anak menjadi lebih nyaman ketika di sunat.

Suntikan Tanpa Jarum

Teknologi needle-free injection atau suntikan tanpa jarum pertama kali ditemukan oleh seorang dokter anastesiologi Amerika Serikat bernama Robert A. Hingson tahun 1970. Namun karena teknologinya yang masih belum sempurna, teknologinya ini malah menyebabkan outbreak hepatitis B, hingga akhirnya badan Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan untuk sementara penggunaan alat ini sampai uji keamanan alat diterbitkan.

Modifikasi alat dilakukan termasuk memodifikasi injektor untuk meningkatkan keamanan. Perusahaan alat kesehatan berlomba untuk dapat menciptakan alat yang terbaik hingga akhirnya Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk pertama kali tahun 2014 menyetujui sistim suntik tanpa jarum ini, untuk tujuan vaksinasi.

Saat ini teknologi needle-free injection terus berkembang dan banyak digunakan para praktisi kesehatan termasuk dokter gigi, dokter umum, dokter andrologi, dokter anak dan dokter kulit. Baik untuk tujuan anastesi, menyuntikan obat-obatan tertentu seperti, hormon, insulin, vitamin, vaksin dan botulinum toxin.

Teknologi suntikan tanpa jarum suntik, memanfaatkan energi pendorong yang kuat dari pegas, gas, atau elektromagnetik dengan tujuan mengantarkan preparat obat berbentuk cair menembus kulit.

Mengapa Sunat Tanpa Jarum Suntik Bikin Anak Lebih nyaman?

Meski sudah memasuki usia sekolah, namun tak semua anak laki-laki berani atau siap disunat. Salah satu penyebabnya adalah takut sakit.

Klinik khusus khitan, Sunat Tanpa Suntik Indonesia, kini menawarkan metode sunat tanpa memakai jarum suntik. Menurut penjelasan Andri Suwarno dari Sunat Tanpa Suntik Indonesia, layanan di klinik ini selalu berupaya membuat anak tidak takut menjalani tindakan sunat.

“Kami saat ini menggunakan jarum suntik yang ukurannya paling kecil yang ada di pasaran. Para dokter dan perawat pun tidak memakai jas putih atau alat-alat kedokteran disembunyikan di laci, tujuannya agar anak tidak takut,” ujar Andri Suwarno.

Meski demikian, tetap saja banyak anak yang takut disunat, salah satunya karena trauma dengan jarum suntik. Saat ini diperkenalkan teknologi needle-free injection untuk tindakan sunat pada anak-anak.

Teknologi suntikan tanpa jarum ini memakai injektor berbentuk pompa sebagai pengganti jarum suntik.

“Pada dasarnya obat bius yang dipakai sama, sarafnya juga sama, yang berbeda hanya caranya memasukkan obat. Dengan alat ini obat bius ditembakkan dengan tekanan udara,” paparnya dalam acara media edukasi di Jakarta.

Tekanan udara tersebut membuat obat bius menjadi butiran-butiran kecil dan menembus ke kulit sehingga lebih cepat mencapai target saraf.

Sama seperti penggunaan jarum suntik, lokasi “tembakan” ada di sekitar penis bagian atas untuk mencapai saraf dorsal di penis.

“Alatnya tidak berbentuk seperti jarum suntik. Jadi dokter bisa menunjukkan dulu ke anak alatnya seperti apa sehingga anak tidak takut. Kalau anaknya nyaman, pengerjaannya juga lebih cepat,” imbuh Andri Suwarno.

Teknologi needle-free injection yang dipakai di Sunat Tanpa Suntik Indonesia berasal dari Korea. Alat ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu alat semprot cairan anastesi yang terbuat dari kaca dengan ukuran, injektor, dan pompa injektor.

Menurut Andri Suwarno, alat seperti itu dahulu biasa dipakai dalam proses vasektomi, tetapi suara “tembakannya” cukup keras. “Alat terbaru ini suaranya halus,” katanya.

Selain membuat anak tidak takut, menurut Andri Suwarno, penggunaan teknologi tanpa jarum suntik ini juga bisa menghindari reaksi pada kulit pasca penyuntikan, seperti kulit menjadi biru atau nyeri yang tinggal lama.

Dikombinasikan dengan teknik sunat klem, diharapkan tindakan sirkumsisi pada anak kini lebih nyaman dan penyembuhannya cepat. Anak pun diharapkan tidak akan menjadi “trauma” setelah disunat.

“Di Sunat Tanpa Suntik Indonesia sunat tanpa jarum suntik ini sudah dipakai dalam dua bulan terakhir. Mengenai harga sedikit berbeda dengan pemakaian jarum suntik,” ujarny

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *